Setiap orang bisa saja jadi pemuda. Pemuda dalam arti usia
muda, atau pun pemuda bisa jadi singkatan dari ‘PErnah MUDA’. Orang bilang
kalau masa depan Indonesia berada di tangan generasi muda. So, it means that
suka-suka para generasi muda dong ya
mau melakukan apa? Memajukan, menghancurkan, tidak melakukan apa-apa, semua
tergantung kita. Pilihan ada di tangan kita. Oke, menghancurkan mungkin terlalu
ekstrim, siapa yang mau menghancurkan negrinya sendiri? Nah, bagaimana dengan
memajukan? Mungkin memajukan Indonesia terdengar seperti hal yang muluk. Tapi
kalau setiap orang berpikir begitu, maka Indonesia tidak akan pernah maju. Tidak perlu memulai dari hal yang besar,
banyak hal kecil di sekitar kita yang terabaikan dan ternyata bermanfaat bagi
orang lain juga.
Mulai dari diri sendiri. Jika skala Indonesia terasa terlalu
besar, maka mulailah dari diri sendiri. Kebiasaan kecil seperti tepat waktu dan
buang sampah pada tempatnya bisa menjadi hal yang penting. Jepang terkenal
dengan warganya yang selalu menghargai waktu. Kita mungkin tidak bisa mengubah
kebiasaan seluruh warga Indonesia dalam waktu yang singkat. Dengan mulai dari
diri sendiri, orang-orang terdekat kita akan mengikuti. Tidak harus sempurna
untuk menjadi sebuah inspirasi, tapi mulailah dengan niat dan tindakan. Sulit,
bukan berarti tidak mungkin.
Tidak hanya dengan kebiasaan, kita juga bisa memulai dari
“Siapa saya?” Bagi saya, saya adalah seorang penderita skoliosis (kelainan
tulang belakang). Apa yang bisa saya lakukan sebagai seorang penderita
skoliosis? Saya sadar bahwa pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai skoliosis
masih minim. Mumpung saya senang menulis, saya berbagi info mengenai skoliosis
di blog saya. Dengan demikian, setidaknya teman-teman saya bisa tahu dan
memberitahu teman-teman atau keluarga mereka yang lainnya lagi. Hal-hal kecil
bisa saja menjadi sesuatu yang besar dan bermakna. Jadi, kenapa tidak memulai
dari hal kecil dulu? Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan
lagi?
#PatriotIsMe
#Advan #damniloveindonesia
Yay! Semangat terus memasyarakatkan scoliosis, ya :)
BalasHapusyeaaay! pastiii kak indi. Semangat :D
Hapus