Hi bloggers. Salam scolioser!
Sejak mulai menulis chapter
skoliosis saya, saya mulai lebih peka dengan skoliosis. Di waktu senggang, saya
menyempatkan scrolling di twitter dengan hasil search kata kunci scoliosis.
Saya menemukan bahwa ada seorang pria Balikpapan yang mengalami skoliosis,
Ricky Raotama. He is not my friend. Saya bahkan tidak mengenalinya sama sekali.
Berbagai foto tentang postur
tubuh Ricky diupload dengan jelas pada timeline @ActionForRicky. Teman-temannya
melakukan berbagai aksi penggalangan dana untuk biaya operasi Ricky. Saya
membaca satu per satu tweet dari akun twitter tersebut. Jujur saya sangat
terharu. Saya merasa Ricky pasti sangat bahagia sekaligus terharu memiliki
teman-teman yang begitu peduli dan melakukan hal tersebut untuk dirinya.
Ricky memiliki skoliosis yang
cukup parah, berikut ini merupakan beberapa foto yang saya kutip dari akun
twitter tersebut.
Saya tidak tahu jelas bagaimana keadaan Ricky sekarang, tapi jika sampai teman-teman Ricky melakukan hal seperti ini, apakah mungkin kondisi Ricky sedang tidak baik? I don’t hope for it. Saya mengerti jelas bagaimana rasanya ketika jantung saya seperti terjepit, bagaimana rasa sakit dan sesak itu ketika saya lelah menyetrika hanya beberapa baju, bagaimana nyerinya setelah melakukan aktivitas seharian.
Saya tidak tahu jelas bagaimana keadaan Ricky sekarang, tapi jika sampai teman-teman Ricky melakukan hal seperti ini, apakah mungkin kondisi Ricky sedang tidak baik? I don’t hope for it. Saya mengerti jelas bagaimana rasanya ketika jantung saya seperti terjepit, bagaimana rasa sakit dan sesak itu ketika saya lelah menyetrika hanya beberapa baju, bagaimana nyerinya setelah melakukan aktivitas seharian.
Orang bilang, kurangi kegiatan. Bagaimana
mungkin saya duduk santai di rumah sedangkan mama dan kakak sedang bekerja
untuk menghidupi keluarga kami? Saya tidak bisa. Dengan mengurangi kegiatan
saya, jujur saya sangata merasa tidak berguna. Terkadang, saya ingin seperti
orang lain berusaha keras, bekerja seharian hingga lelah, mengerahkan seluruh
tenaga saya, merasa lebih produktif, lalu saya terhenti karena ada rasa nyeri
atau tiba-tiba merasa jantung saya seperti terjepit.
Memaksakan diri bekerja?
Bukan hal lazim yang sering saya lakukan. Mengatakan saya sakit dan ingin
berhenti? Saya bukan orang seperti itu, itu membuat saya terlihat begitu lemah.
Lalu selanjutnya orang-orang akan meragukan kemampuan saya. “Kamu yakin kamu
sanggup? Kamu bisa? Kamu beneran bisa?” Pertanyaan yang mungkin dilontarkan
karena mereka khawatir atau peduli, namun nyatanya itu membuat saya merasa
semakin tidak berguna dan lemah
Berapa kali saya harus bangkit
kembali untuk tetap bersemangat, lalu jatuh kembali terpuruk dalam
pikiran-pikiran negatif saya, menangisi keadaan ini, lalu mengingat orang-orang
yang saya sayangi, dan semangat lagi dan siklus ini terus berulang. Tolong katakan
bahwa setiap orang melalui hal ini, tolong ingatkan saya bahwa bukan saya yang
paling menderita di dunia ini, tolong ingatkan saya bahwa saya harus menjadi
lebih kuat dan kuat lagi.
Saya berharap Ricky baik-baik
saja. Jalan akan terbuka untuknya. Get
well soon, Ricky. Begitu banyak orang yang menyayangi dan mendoakanmu, kamu
harus berjuang, demi dirimu sendiri, dan semi orang-orang yang kamu sayangi. Doa
dari saya, seorang scolioser.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar