Sabtu, 08 Februari 2014

A Girl with Scoliosis (Part 9)



Hi bloggers. Salam scolioser!

Sejak mulai menulis chapter skoliosis saya, saya mulai lebih peka dengan skoliosis. Di waktu senggang, saya menyempatkan scrolling di twitter dengan hasil search kata kunci scoliosis. Saya menemukan bahwa ada seorang pria Balikpapan yang mengalami skoliosis, Ricky Raotama. He is not my friend. Saya bahkan tidak mengenalinya sama sekali.

Berbagai foto tentang postur tubuh Ricky diupload dengan jelas pada timeline @ActionForRicky. Teman-temannya melakukan berbagai aksi penggalangan dana untuk biaya operasi Ricky. Saya membaca satu per satu tweet dari akun twitter tersebut. Jujur saya sangat terharu. Saya merasa Ricky pasti sangat bahagia sekaligus terharu memiliki teman-teman yang begitu peduli dan melakukan hal tersebut untuk dirinya. 

Ricky memiliki skoliosis yang cukup parah, berikut ini merupakan beberapa foto yang saya kutip dari akun twitter tersebut.




Saya tidak tahu jelas bagaimana keadaan Ricky sekarang, tapi jika sampai teman-teman Ricky melakukan hal seperti ini, apakah mungkin kondisi Ricky sedang tidak baik? I don’t hope for it. Saya mengerti jelas bagaimana rasanya ketika jantung saya seperti terjepit, bagaimana rasa sakit dan sesak itu ketika saya lelah menyetrika hanya beberapa baju, bagaimana nyerinya setelah melakukan aktivitas seharian.
Orang bilang, kurangi kegiatan. Bagaimana mungkin saya duduk santai di rumah sedangkan mama dan kakak sedang bekerja untuk menghidupi keluarga kami? Saya tidak bisa. Dengan mengurangi kegiatan saya, jujur saya sangata merasa tidak berguna. Terkadang, saya ingin seperti orang lain berusaha keras, bekerja seharian hingga lelah, mengerahkan seluruh tenaga saya, merasa lebih produktif, lalu saya terhenti karena ada rasa nyeri atau tiba-tiba merasa jantung saya seperti terjepit. 

Memaksakan diri bekerja? Bukan hal lazim yang sering saya lakukan. Mengatakan saya sakit dan ingin berhenti? Saya bukan orang seperti itu, itu membuat saya terlihat begitu lemah. Lalu selanjutnya orang-orang akan meragukan kemampuan saya. “Kamu yakin kamu sanggup? Kamu bisa? Kamu beneran bisa?” Pertanyaan yang mungkin dilontarkan karena mereka khawatir atau peduli, namun nyatanya itu membuat saya merasa semakin tidak berguna dan lemah

Berapa kali saya harus bangkit kembali untuk tetap bersemangat, lalu jatuh kembali terpuruk dalam pikiran-pikiran negatif saya, menangisi keadaan ini, lalu mengingat orang-orang yang saya sayangi, dan semangat lagi dan siklus ini terus berulang. Tolong katakan bahwa setiap orang melalui hal ini, tolong ingatkan saya bahwa bukan saya yang paling menderita di dunia ini, tolong ingatkan saya bahwa saya harus menjadi lebih kuat dan kuat lagi.  

Saya berharap Ricky baik-baik saja. Jalan akan terbuka untuknya. Get well soon, Ricky. Begitu banyak orang yang menyayangi dan mendoakanmu, kamu harus berjuang, demi dirimu sendiri, dan semi orang-orang yang kamu sayangi. Doa dari saya, seorang scolioser.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar